Hidup itu Pilihan...



Sebelum menikah, dibenak saya selalu terbesit saya gak mau jadi wanita yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Bagi saya pada saat itu mampu gak ya saya menjadi ibu rumah tangga biasa? memasak untuk keluarga? Paling banter yang saya bisa cuma bikin nasi goreng, masak air, goreng telor dan sosis trus bikin mie instan. Ckckck .sungguh gak membanggakan. Mencuci baju? Paling banter dulu saya rendam cucian setelah itu langsung bilas tanpa dikucek-kucek terlebih dahulu *bukan cermin wanita sejati dan tidak patut ditiru*.hihihi tapi karena sekarang udah ada mesin cuci jadi rajin kalo mau nyuci :)

Itu yang ada dalam benak saya. Karena saya bercita² menjadi wanita karier, apalagi melihat teman² mereka semua menjadi wanita karier.

Sebelum lulus kuliah pun saya sudah bekerja menjadi wanita karier, setelah keluar masuk berbagai kantor, pilihan saya jatuh pada satu perusahaan swasta. Dengan gaji yang bagi saya amat sangat cukup untuk ukuran jabatan saya & rutinitas saya sehari² dikantor. 4 tahun saya bertahan di perusahaan ini, dari sebelum menikah sampai sekarang udah menikah dan saat ini kami tinggal dirumah orang tua saya karena mama belum mau ditinggalin saya.

Bagi saya, perempuan yang udah terbiasa bekerja bertahun² gak mudah untuk begitu aja memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Gak bisa dipungkiri lingkup dunia rumah tangga lebih sempit bila di bandingkan dengan lingkup dunia kerja. Didunia kerja, seseorang akan di tuntut untuk berinteraksi dengan begitu banyak orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Sementara dunia rumah tangga tidaklah demikian, umumnya hanya berinteraksi dengan anak, pembantu, keluarga, dan tetangga aja.

Sebelumnya saya minta maaf, bukannya saya meremehkan pekerjaan seorang ibu rumah tangga, justru saya sangat menghargai sekaligus bangga jika ada seorang perempuan yang secara tulus dan ikhlas memutuskan untuk menjadi seorang Ibu Rumah Tangga aja. Menurut saya tugas seorang ibu rumah tangga itu sangatlah mulia. Ini hanyalah pendapat saya aja loh, sebuah pendapat yang mungkin salah karena hanya saya lihat dari satu sudut pandang saya aja, sudut pandang seorang perempuan yang belum pernah merasakan indahnya menjadi ibu rumah tangga.

Dari sisi keuangan juga menjadi pertimbangan bagi saya, kalo saya memutuskan untuk berhenti bekerja nanti. Saya bekerja selama ini tentu untuk membantu keluarga. Karena saya anak pertama dari dua bersaudara, maka saya sedikit membantu perekonomian keluarga walaupun sebenernya secara jasmani dan rohani papa masih mampu mencari nafkah untuk keluarga. Dan kalo saya memutuskan berhenti, otomatis saya gak punya pendapatan lagi, apa harus minta suami yang menanggung semuanya?

Bukan saya meragukannya dalam mencari nafkah, saya sangat yakin denganmu yang pekerja keras, dan saya percaya kamu adalah lelaki bertanggung jawab yang pernah saya kenal dalam hidup saya. Saya bangga terhadapmu juga dengan pekerjaanmu, saya cuma gak mau terlalu membebani kamu dengan kebutuhan keluarga saya, sementara kamu juga masih memiliki tanggungan cicilan yang lumayan besar.

Suami saya tidak pernah nuntut apa² dari saya, terserah saya setelah menikah mau lanjut kerja atau total sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga, semuanya di serahkan ke saya. Saat ini saya masih tetap bekerja, percayalah, saya sadar akan kodrat dan kewajiban saya sebagai seorang istri. Kamu gak perlu khawatir akan hal itu tapi dari sisi mama, mama maunya saya tetap bekerja itung² gaji saya buat jajan² dan kalaupun ingin resign harus dapet pekerjaan baru dulu. Saat ini saya memang belum dikaruniai keturunan, ya masih dalam batas wajarlah, lagian bulan ini memasuki pernikahan kami yang baru seumur jagung (3 Bulan).

Teman dikantor ada yang menasehati, katanya “Lo itu udah nikah, gak perlu kerja kan udah ada suami yang menanggung semua, lagian cewek kalo kerja, dapet anaknya lebih lama dibanding jadi Ibu Rumah Tangga. Mending lo dirumah, perbanyak istirahat, dan sepenuhnya mengurusi keluarga”

Ya, itu emang benar, saya setuju dengan pendapat teman saya itu, tapi saya bilang sekali lagi semua itu juga butuh proses. Saya sebenernya juga gak pengen selamanya bekerja sama orang lain, saya punya mimpi untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Huffftt...itulah yang lagi saya hadepin, saya bingung harus gimana! Disatu sisi saya emang pengen full total dirumah layaknya ibu rumah tangga mengurus suami tapi saya juga pengen pegang uang sendiri, punya aktivitas seperti biasanya. Walaupun menjadi ibu rumah tangga juga punya lebih banyak aktivitas. Saya emang lagi merencanakan program kehamilan dan apa mungkin ada benarnya juga kata teman saya, wanita bekerja lebih rentan agak lama mempunya keturunan karna terlalu capek dengan aktivitas diluar sana dibanding wanita yang berprofesi menjadi ibu rumah tangga.

Tapi saya mikir lagi, apalagi sih yang saya cari dari kehidupan ini ? kepuasan pribadi ? atau kepuasaan membahagiakan keluarga ? mungkin akan lebih bagus dan banyak juga yang keduanya bisa seiring sejalan, karier oke, keluarga pun oke. Tapi aku termasuk orang yang gak bisa menyeimbangkan kedua hal tersebut. Maka aku mengacungkan 2 jempol bagi wanita yang bisa berkarier dan keluarga pun tidak terbengkalai. 

Gak kebayang gimana repotnya wanita yang memiliki 2 profesi itu.
Salut bagi para wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sejati. Dan salut juga bagi para wanita yang mempunyai 2 profesi,menjadi wanita karier dan menjadi ibu rumah tangga juga.

Yaa.. hidup ini memang pilihan...memilih apa yang harus dipilih untuk dipertahankan atau dikorbankan. Semoga Allah memberikan jalan keluar atas segala urusanku. Aminnn :)

4 Comments:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Ririez Natassyah Gibrani : makasihh darling buat masukannya....
    iyaa sambil menjalani insya allah lagi dipikirkan matang2 juga buat memutuskan itu semua... pray for me :)

    BalasHapus
  3. Life is about choosing wid. Really... bener banget.. tapi Pekerjaan dan Rumah Tangga itu gw rasa bukan pilihan yang harus dipilih ko ;) both of things u can do kok ... kalu gw bilang itu bukan pilihan tapi justru THATS LIFE.. if theres no problem from each other (u n ur husband) gw rasa nothing to worry laah ... every wife can makes that thing come true kok, mreka banyak yang berhasil ngejalanin keduanya.. we just make simple as u .. intinya cuma berjuang, trima semuanya dari sudut pandang manapun, n the most important nya just respect n loves ur husband, karena cm dia nanti nya yang selalu buat semangat nantinya .. (kaya tau aja gw) tapi itu sih yang gw rasain sekarang. baik buruk itu selalu ada, tapi gimana cara kita nerimanya aja :) semangat widya !!!

    BalasHapus
  4. hehehe .. iya .. doa yang banyaakk ...

    BalasHapus