Kalau Mau Gemuk, Cepetan Kawin !!!


"tambah tembem ya pipinyaa.."

"tambah gendut ya sekarang.. tambah segerr.. seneng terus yaa.."


bla bla bla bla bla bla bla . . . . .


Beberapa waktu setelah menikah, banyak sekali orang yang mengucapkan hal² semakna kalimat diatas, bikin saya dan suami senyum² salting dan aneh sendiri..

Dan katanya cowok bakalan jadi gemuk setelah menikah. Benarkah? 

Beberapa teman emang jadi semakin berisi badannya padahal baru beberapa bulan punya istri. Tapi  ada juga yang tetep segitu² aja. Beberapa orang bercanda dengan bilang 'cocok susunya'. Beberapa yang lain bilang karena hidup jadi lebih tenang dan teratur, juga ada yang istri yang mengurusi suaminya. Jawaban paling mudah adalah tergantung ‘bakat’nya masing². Kalo memang bawaannya kurus ya kurus aja terus.

Kali ini saya akan menceritakan tentang perjalanan saya dan suami yang berteman dengan berat badan. Saya sering menyebut suami saya mirip babi (hahaha...piss sayang) ketika dia berbaring di ruang TV. Berat badannya memang naik sangat drastis ketika akan menikah dan menjadi berlipat ganda setelah menikah. Mitos suami menjadi gemuk setelah menikah ternyata berlaku pada suami saya.

Berawal dari saya, awalnya berat badan saya 55 kg, sehabis nikah gak tau kenapa berat badan saya drastis turun 5 kg jadi 50 kg. Hampir semua baju saya kecil²in, banyak yang bilang "Kenapa jadi kurus wid? Pikiran ya?" *bukan pikiraaann... gue juga gak tau kenapa tiba² jadi kurus!! Saya cuma bisa senyum, sampe suami bilang "Kamu gak bahagia ya nikah sama aku sampe kamu kurus gini?" Ya ampun gak gitu sayang, aku juga gak tau kenapa bisa gini.

Selang beberapa bulan, tiba² berat badan saya naik melesat cepat. Jadi doyan makan, doyan ngemil, apalagi ditambah sering minum es yang bikin perut tambah buncit. Sekarang, setelah setahun menikah berat saya udah mencapai 60 kg dan ukuran celana yang sebelumnya 29 naik drastis menjadi 31. Hebat euy, hampir 10 kg dalam rentang waktu setahun.

Dan suami juga mendadak jadi gemuk. Awal sebelum nikah berat suami gak pernah sampe 50 kg, paling berat cuma 49 kg. Berhubung saya doyan jajan, akhirnya si suami, juga ikut²an jajan pula yang bikin dia jadi gemuk, ya mungkin sekarang juga udah ada saya yang mengontrol makan dan gizi suami dan sekarang berat suami jadi 65 kg.

Bahkan, saya sering upload foto kami berdua di facebook, semua teman ter-nganga², terutama sama suami saya. “Waaw.. Lu gendut banget, Mus!!”. “Abis nikah, ko lu yang hamil sih, Mus?” dan seterusnya. Saat saya bandingkan foto sebelum nikah dan sesudah menikah baru kelihatan Mana lengan? Mana paha? Kenapa itu perut jadi bertingkat? Hahaha… 

Saya ingat cerita banyak orang, bahwa ’kalo mau gemuk, makanya cepetan kawin’. Biasanya setelah menikah nanti berat badan akan naik cepat. Alasannya, nanti udah ada yang mengurus, maka pikiran jadi ayem...

Saya sih gak terkejut kalo lihat teman saya yang tadinya kurus lalu jadi gemuk setelah nikah. Begitu pun yang tadinya udah gemuk jadi semakin gemuk lagi. (Katanya) ada perasaan sakinah dalam pernikahan yang membuat tubuh dan pikiran lebih tenang, selain suplai makanan yang lebih terjaga dengan keberadaan seorang istri di sisinya. Gak ada yang aneh soal itu.

Di balik proses penggemukan suami itu dari sisi istri. Jadi sebenarnya pernikahan itu bukan lalu ada yang meng(k)urus(i), tapi jelas² menggemukkan. Dan setelah 25 tahun lamanya saya hidup di dunia ini, baru sekarang saya merasakan tubuh saya semok dan berisi. Berat badan saya naik, dan saya merasakan perut saya buncit! Alamakk.. Fenomena gemuk setelah menikah memang sering kita jumpai pada beberapa pasangan suami istri yang berhasil dalam membina rumah tangganya.

Berat badan saya dan suami lebih banyak terfokus di sekitar perut. Karena kami kurang olahraga, makanya energi yang kami keluarkan gak banyak. Efeknya, banyak timbunan lemak yang menjadikan perut buncit seperti ibu hamil..hehe..

Inilah foto before-after Married saya dan suami : 

Dulu ceking, sekarang enggak !! :)

Dulu tirus sekarang tembem !! :)
Ok, back to topic! tapi emang bener loh, menikah itu emang merubah semuanya. Seolah² nafsu makan saya dan suami jadi meningkat dan berlipat². Tapi itu terjadi ketika kami udah bareng², kalau masih pacaran sih pasti malas makan banget.. hehe...

Dan ternyata kalau diperhatikan, faktor emosional dan pikiran (psikologis) seseorang itu bisa mempengaruhi nafsu makan loh! Mungkin bagi sebagian pria dan wanita yang udah menikah, kehidupan rumah tangga yang harmonis menjadikan ritme hidupnya menjadi berjalan dengan baik dan itu menjadikan pula nafsu makan yang bagus sehingga berat badan pun naik. Dulu, ketika masih sendiri kan apa² harus sendiri. Mau makan, masak sendiri, mau nyuci, nyuci sendiri, mau tidur juga sendirian.

Sempat terlintas kalau gemuk jadi jelek, kalau jelek gak disayang suami lagi, kalau gak disayang lagi suami cari istri baru. Naudzubillahi mindzalik jangan sampe. Tapi saya pernah ngomong juga masalah gemuk sama suami dan suami bilang : "…aku gak peduli dengan berat badan kamu. Kalau kamu mau diet, pasti aku bakal dukung sepenuh hati. Kalau kamu merasa nyaman dan gak stress dengan bertambahnya berat badan, aku juga ikut nyaman dan bahagia, asalkan kamu sehat…" uuwwwwhhhh cooo cwiiittt..... :* :* :*

Seperti status saya di facebook : 
"Aku mencintai kekuranganmu. Terima kasih untuk mencintai Allah melebihi apapun di dalam hidupmu. Kamu memilih untuk membawa rumah tangga kita selalu melibatkan Allah saat jatuh bangun kisah cinta kita. Terima kasih untuk menjadi kepala rumah tangga yang selalu membuatku hangat dan terjaga sebagai istrimu. Cintaku, sayangku, hidupku, imamku...dialah Muhsiku..." 

*catatan khusus untuk suamiku tercinta: Terima kasih untuk cintamu yang indah dan tulus (saat aku gemuk dan ketika nanti aku langsing).  You are indeed, the handsomest man on the planet. I love you. 

0 Comments:

Posting Komentar