Pastinya tiap orang pernah merasa iri dengan apa yang orang lain punya, walau cuma sedikit...
Lumrah
kok, namanya juga manusia...rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau
hehehe...tapi inget jangan kelamaan liat ke atas-nya, nanti jadi kurang
bersyukur dengan apa yg kita punya.
Melihat ke
atas itu boleh agar menjadi pemacu semangat kita mencari rejeki Allah
SWT, melihat kebawah juga perlu agar kita senantiasa bersyukur...selalu
ingat, tiap doa pasti dijawab oleh Allah SWT cuma kapan di reply-nya
yang kita gak tau, kalo yang kita minta gak dikasih mungkin karena
Allah SWT akan kasih sesuatu yang lebih baik lagi buat kita.
Seperti yang saya alami, kirain dari minggu lalu mual² tanda² mau hamil, ternyata Allah SWT belum mengijinkan, datenglah si tamu merah Pastinya sedih gak jadi (lagi), tapi Alhamdulillah saya bahagia banget, menikmati banget dengan hidup ini.
Mungkin
memang belum waktunya saya hamil, gak apa² kehamilan juga tergantung dari kehendak yang Maha Kuasa, manusia
hanya bisa mengusahakan, namun Tuhanlah yang menentukan.
Dalam cara berpikir masyarakat kita, kehadiran seorang anak dalam suatu
pernikahan adalah keharusan, dan selalu ada kecenderungan kita menilai
ada sesuatu yang kurang jika sebuah pernikahan belum dikaruniai anak dan
bahkan ada juga yang menilai pernikahan tanpa anak, gak akan bahagia. Cara berpikir ini gak sepenuhnya benar. Semua pasangan normal pasti
menginginkan kehadiran seorang anak, namun sebuah pernikahan tanpa
kehadiran anak tidaklah berarti menjadikan pernikahan ini gak bahagia,
walaupun memang ada segelintir pasangan yang memutuskan untuk bercerai
di antaranya, karena ketidakhadiran seorang anak.
Sebaliknya kehadiran
seorang atau beberapa orang anak dalam sebuah pernikahan gak menjamin
sebuah pernikahan berjalan langgeng dan bahagia. Contoh nyata, begitu
banyak kasus perceraian (artis) misalnya di mana pernikahan mereka sudah
lengkap dengan kehadiran seorang anak, namun toh perceraian itu terjadi
juga.
Pernah dengar seorang ustadzah bilang gini : "Sebelum punya anak, minta², sujud² sama Allah, usaha kesana kemari. Giliran tuh anak udah lahir, udah gede, anaknya malah dijewerin, dipukulin."
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa kehadiran seorang anak gak selalu menjamin kebahagiaan sebuah pernikahan, sebuah pernikahan dapat berjalan langgeng dan bahagia tanpa kehadiran seorang anak, dan hal ini bukanlah sesuatu yang gak mungkin.
Alhamdulillah, sampe saat ini saya selalu bahagia & bersyukur hidup bersama suami.
0 Comments:
Posting Komentar