Bosan Jadi Pegawai




Untuk menjadi seorang wanita karir, gak seperti yang saya bayangkan. Selama ini semasa kuliah rasanya menjadi wanita  karir itu bangga banget,  lebih tinggi derajatnya dari wanita rumahan, padahal itu semua salah saat saya udah terjun kedunia kerja. Ada beban dan tanggung jawab tersendiri buat jadi wanita karir, waktu yang terlalu singkat dengan keluarga dan suami apalagi kalau nanti saya punya anak, berkurangnya sosialisasi sama tetangga, teman² yang menjauh karena kita gak punya waktu dengan mereka, hidup seperti robot yang terjadwal, waktu istirahat pun berkurang.

Berangkat ke kantor dari jam 7 pagi, pulang kantor jam 6 malam. Begitu setiap hari. Walaupun kerjaan dikantor kalo lagi sibuk ya sibuk, kalo lagi magabut bisa magabut seharian. Belum lagi dengan lalu lintas di jalanan yang selalu macet dan makin menambah stres aja. Beginilah kondisi saya sehari² sebagai wanita bekerja sekaligus ibu rumah tangga. Alhamdulillah sejauh ini bisa saya jalani, walaupun dengan kemampuan yang terbatas. Tapi meskipun begitu, saya sering mengalami kebosanan dengan rutinitas itu. Rasanya diri ini disetir dan diprogram untuk melakukan hal² yang itu² aja, tanpa kebebasan sejenak untuk menjalanin kesenangan pribadi, dan menjalani hal² yang saya senangi.

Saya bosan jadi pegawai, mungkin saya baru tau kenapa bisa bosan menjadi pegawai. Apa lagi kalo dikantor gak ada pekerjaan yang dapat dikerjakan selain duduk didepan komputer, berselancar didunia maya, atau nonton tapi badan saya butuh jalan², gak hanya seharian duduk dikursi dan menatap layar kotak ini. Sudah lah, semua punya masanya.. masa dimana manusia harus bertanggung jawab dengan apa yang dijalaninya, seperti saya saat ini, harus bertanggung jawab dengan pekerjaan saya sekarang, harus bisa menyukainya walau kadang bosan menghampiri.

Kini terhitung udah 6 tahun saya kerja dari perusahaan pertama sampai perusahaan yang sekarang dan saya harus terbiasa dengan rutinitas sekarang yang udah hampir setengah tahun saya jalani di kantor baru,  rutinitas yang membuat saya pengen bunuh diri karena hanya itu² saja yang saya kerjakan. Sering saya merenungi apa yang saya jalani sekarang. Alhamdulillah saya punya pekerjaan, bisa membantu keuangan suami, bisa memberi uang untuk orang tua dan adik saya. Gak jarang beberapa orang iri dengan yang saya raih sekarang tapi tidak tahukah mereka bahwa yang saya jalani ini memaksa saya untuk mengorbankan sesuatu yang berharga yaitu freedom and time. Freedom adalah kebebasan, karena sebagai pegawai saya harus mengikuti segala aturan yang ada, termasuk waktu kerja. Gak masuk sehari uang kehadiran dipotong. Sedangkan kalo bekerja sampai lewat waktu gak dikasih reward. Gak adil memang. Time adalah waktu saya bersama keluarga dan suami. Bisa dibayangkan, ya walaupun saya dan suami sama² bekerja tapi intensitas kita ketemu sehari cuma beberapa jam aja, saat saya libur, suami malah masuk. Bahkan setiap hari suami duluan yang sampe dirumah dibanding saya.

Sempat berfikir untuk mengundurkan diri dari pekerjaan demi mengembalikan freedom and time tapi untuk mundur tentu saja gak semudah yang saya bayangkan. Terutama faktor finansial yang pasti akan berkurang karena gak ada lagi income yang saya hasilkan. Mau gak mau hal ini pasti mengganggu kestabilan rumah tangga.

Karena itu saya pengen merintis usaha sendiri agar di saat saya resign nanti, saya punya pegangan. Tapi sampai sekarang memang belum ada jalannya. Pernah saya membantu teman dagang produk Sophie Martin
dan saya kapok ngejalaninya, mungkin karena cuma membantu jadi masalah bagi keuntungan juga gak jelas. Saat ini yang terpikir oleh saya adalah saya mau buka usaha dibidang logistik pengiriman barang, tapi suami mau usaha yang bertolak belakang dengan saya, semua mesti harus dipikirkan lagi sih. Alhamdulillah nya, suami juga mengijinkan saya untuk gak bekerja dan mengurus usaha kalo semua itu berjalan tapi semua itu belum bisa direalisasikan karena banyak sesuatu hal yang mesti dipikirkan. Saya cuma bisa berdoa semoga semua bisa berjalan sesuai rencana dan bukan cuma menjadi angan² aja dan mudah²an ini suatu jalan buat saya untuk keluar dari zona sebagai karyawan dan menjadi pengusaha..Amiinn

1 Comments:

  1. setuju,kita harus berani keluar zona nyaman untuk melakukan perrubahan..Bagi Sahabat yg ingin berubah ingin punya usaha sendiri.. saatnya berani melangkah karna umur kita tak tau kpn berakhirnya.... oleh karna itu lawan rasa takut dgn cara menghadapinya.. bagi sahabahat yg ingin berwirausaha dan ingin punya usaha kami punya pilihan peluang usaha dan perlu bimbingan juga kami bantu menyediakan mulai dari modal 100rb hingga jutaan rupiah.. yaitu usahanya Tour & travel PROperti dan bisnis handhpone.. info lengkap bisa hub kami di nomer whatapp/tlp/sms : 089627420985

    BalasHapus